TANTANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGHADAPI SOCIETY 5.0

by -

Pendahuluan

Dewasa ini, masyarakat beragama Islam hidup dalam era society 5.0 yang mana banyak menghadapi tantangan dan melewati rintangan teknologi maupun kebiasaan baru. Umat Islam di era ini ditantang untuk memiliki creativity, critical thingking, communication, collaboration serta spiritual yang kokoh dalam menghadapi kemajuan duniawi.

Society 5.0 atau yang memiliki arti masyarakat 5.0 adalah suatu konsep yang dikeluarkan oleh pemerintah negara Jepang. Society 5.0 ini memiliki konsep yang tidak hanya dalam bidang manufaktur tetapi juga berbidang dalam memecahkan masalah sosial dengan adanya bantuan integrasi ruang fisik dan teknologi virtual.
Melihat kenyataan bahwa pesatnya kemajuan duniawi di era society 5.0 untuk menghadapi setiap tantangan hidup sedemikian rupa, maka pendidikan yang utama yang juga dihadapkan dengan tantangan yang semakin berat. Karena pendidikan memiliki peranan penting dalam menyelesaikan tantangan yang muncul tersebut, begitu pula pendidikan Islam.
Dalam perkembangan untuk menghadapi tantangan di era society 5.0, manajemen pendidikan Islam sendiri menemukan adanya beragam problematika yang harus segera di selesaikan untuk mecapai tujuan pendidikan Islam secara maksimal. Proboem yang akan dihadapi adalah proses pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, kurikulum, hingga penilaian pendidikan.
Adanya keberhasilan penyelenggaraan lembaga pendidikan akan sangat berhubungan erat dengan manajemen pendidikan dan komponen pendukung kegiatan pelaksanaan pendidikan seperti kurikuum, peserta didik, pembiayaan, dan lain-lain. Komponen tersebut merupakan kesatuan yang memberikan konstribusi tinggi untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, tulsan ini akan membahas mengenai adanya beberapa problematika manajemen pendidikan Islam yang ditemukan dalam menghadapi era society 5.0 dan menawarkan beberapa solusi untuk memecahkan problematika tersebut.

Problematika Manajemen Pendidikan Islam dalam Perspektif Society 5.0
Manajemen menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti menggunakan sumber daya yang secara efektif dalam mencapai suatu sasaran. Ketika manajemen disandingkan dengan kata pendidikan maka menimbulkan makna tersendiri. Manajemen pendidikan menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana mengatakan bahwa suatu rangkaian kegiatan berisikan proses mengelolah kerja sekelompok orang yang tergabung di dalam suatu organisasi pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan agar berjalan dengan efesien dan efektif.
Sedangkan apabila manajemen pendidikan ditinjau dalam ranah Agama Islam, maka kembali menimbulkan arti tersendiri. Menurut Mujamil Qomar, manajamen pendidikan Islam adalah suatu kegiatan proses dalam mengelolah lembaga pendidikan Islam dengan Islami yang mengandung sumber-sumber belajar yang terkait dengan tujuan pendidikan Islam secara efesien dan efektif.
Era society 5.0 sering di dengar dengan masyarakat 5.0 yang mana merupakan masyarakat yang bisa menyelesaikan berbagai permasalahan dan tantangan sosial dengan menggunakan dan memanfaatkan inovasi teknologi yang muncul dan lahir pada era Revolusi Industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Society 5.0 dapat juga dimaknai sebagai suatu konsep masyarakat yang memiliki tatanan baru berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.
Pada era society 5.0 masyarakat disuguhi dengan adanya teknologi yang memungkinkan pengaksesan ruang maya yang terasa seperti ruang fisik berupa teknologi AI yang berbasis big data dan robot yang mendukung dan memudahkan pekerjaan manusia. Jika dalam revolusi industri 4.0 lebih kepada penekanan bisnis saja, namun pada era society 5.0 lahirnya nilai yang menghilangkan kesenjangan sosial dan lebih menyediakan layanan serta produk untuk beragam kebutuhan khalayak banyak orang. Manajemen pendidikan Islam memiliki probelmatika meliputi segala permasalahan yang ada kaitannya atau yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan, kesiswaan, personalia, keuangan, kuriulum, dan manajemen sarana dan prasarana.
Salah satu komponen yang juga ikut merasakan adanya tantangan di era society 5.0 ini adalah dunia manajemen pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan teknologi pada society 5.0, manajemen pendidikan menghadapi permbaruan sistem pendidikan yang dalam jangka pendek sudah memiliki permbaruan sistem kurikulum yang baru. Kurikulum yang berubah-ubah menjadi tantangan bagi manajemen pendidikan Islam yang mana pada era society 5.0 ini. Kurikulum terbaru di Indonesia saat ini adalah kurikulum pendidikan agama Islam 2013, yang diharapkan dapat membantu peserta didik berkembang dalam menguasai kemampuan, critical thingking, problem solving, dan creative skill yang mana bisa dripraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat ditambah dengan meningalkan budi pekerti yang baik. Sehingga kurikulum Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu mencetak karakter yang baik sesuai tuntunan ajaran Islam dalam bersaing pada saat era society 5.0 ini.
Hal yang menjadi problem selanjutnya adalah sarana dan prasarana dalam setiap lembaga pendidikan Islam, problem ini sudah ada sejak era revolusi industri 4.0 yang sampai saat ini juga masih menjadi kendala utama dalam penggunaan teknologi yang ada. Keterbatasan sarana dan prasana dalam manajemen pendidikan memicu timbulnya kekeliruan komunikasi pada saat proses controlling. Belum meratanya koneksi internet yang mampu mendukung proses pergerakan manajemen pendidikan Islam. Seperti yang diketahui bahwa belum semua wilayah di Indonesia dapat terhubung dengan koneksi internet dengan baik. Hal ini mengkibatkan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang notabene nya berada di daerah yang cukup sulit mendapat koneksi internet yang baik akan terganggu dan menghambat proses belajar-mengajar. Permasalahan infastruktur hingga sarana dan prasarana yang masih menjadi PR bagi pemerintah Indonesia pada era society 5.0.
Kemudian yang menjadi problem manajemen pendidikan di era society 5.0 adalah tenaga pendidik atau sering disebut guru dan dosen. Tenaga pendidik merupakan suatu komponen yang krusial dalam manajemen pendidikan Islam. Tenanga pendidik yang dituntut memiliki profesionalitas yang tinggi akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi juga. Kurang tersedianya sumber daya manusia yang memadai kompetensi, tidakbisa dipungkiri bahwa saat ini Indonesia kekurangan tenaga pendidik yang belum menguasai teknologi untuk menunjang proses belajar mengajar dikelas. Bukan tidak mungkin di era society 5.0 ini diadakannya robot khusu yang dirancang untuk menggantikan pendidik atau yang dikendalikan oleh pendidik dari jarak jauh. Hal tersebut menjadi kekurangan bagi tenaga pendidik yang enggan belajar akan penggunaan teknologi terbarui.

Baca juga:  Kajian Omnibus Law Untuk Bangka Belitung Kementerian Kajian Isu Dan Strategis Kabinet Perubahan Jilid II

Upaya Optimalisasi Manajemen Pendidikan Islam di Era Society 5.0
Dalam abad ke-21 memiliki konsep fokus keahlian pad abidang pendidikan saat ini berupa critical thinking, creativity, collaboration, dan communication atau yang sering dikenal dengan sebutan 4Cs. Kemudian beberapa kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki pada abad ke-21 ini berupa leadership, communication, emotional, digital literacy, enterpreneurship, global citizen, problem solving, dan team-working. Beberapa hal diatas adalah hal-hal yang harus dihadapi dalam menghadapi tantangan manajemen pendidikan di Indonesia di era society 5.0.
Beberapa cara dalam mengahadapi tantangan di era society 5.0, manajemen pendidikan Islam di Indonesia. Pertama, dilihat dari problematika yang pertama adalah kurikulum pendidikan Islam, dalam pelaksanaannya kurikulum yang masuk dalam era society 5.0 adalah kurikulum PAI 2013. Untuk mengahadapi tantangan ini maka adamya pengintegrasian semua komponen kurikulum PAI dengan kemampuan problem solving, critical thinking, dan creativity. Sehingga diharapkan pengintegrasian tersebut bisa mencetak peserta didik dalam menguasi kemampuan era society 5.0 sekaligus berbanding lurus dengan akhlak mulianya.
Kedua, melihat dari permasalahan yang muncul sejak revolusi industri 4.0 dan belum tuntas teratasi di era society 5.0 adalah sarana dan prasarana lembaga pendidikan hingga belum menyebar luasnya infrastruktur dalam mendukung koneksi internet. Pemerintah harus berusaha memaksimalkan pengembangan dan pemeratan pembangunan hingga perluasan koneksi internet ke seluruh pelosok wilayah Indonesia. Selain itu pengembangan sarana dan prasarna di setiap lembaga sekolah harus sedikit demi sedikit di upgrade atau bahkan diadakan sarana dan prasarana yang mendukung teknologi untuk lembaga pendidikan Islam yang berada di wilayah Indonesia bagian dalam.
Ketiga, dari segi sumber daya manusia yang bertindak selaku pengajar atau tenga pendidik, yang mana seharusnya tenaga pendidik wajib memiliki keterampilan dan kompetensi dibidang digital dan berfikir kreatif, sehigga proses pembelajaran yang berjalan lebih inovatif dan dinamis. Hal ini juga berkaitan dengan tenaga pendidik yang seharusnya diharapkan bisa mengintegrasikan kurikulum PAI dalam kemampuan yang harus dimiliki siswa di era society 5.0. Kemudian jika dikihat dari kekurngan sumber daya manusia yang memiliki kometensi pendidikan kurang memadai, maka pemerintah harus memfasilitasi para tenga pendidik untuk meningkatkan skill dan kompetensinya.
Menristek Dikti (Mentri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi), Muhammad Nasir menyatakan bahwa ada beberapa hal mendasar yang harus menjadi pertimbangan dan perhatian khusus pergurua tinggi untuk menghasilkan lulusan yag Artifical Intelligence memiliki kualitas tinggi dan mengantongi kompetensi dengan maksimal di era society 5.0. Pertama, adanya pemanfaatan teknologi informasi yang dibutuhkan untuk membantu menentukan program studi atau jurusan yang tepat sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Sehingga diharapkanm bisa mewujudkan tujuan pendidikan yang berbasisi kompetensi.
Kedua, memanfaatkan IoT (Internet of Things) dalam dunia pendidikan. Dengan adanya pemanfaatan IoT diharapkan dapat membantu kelancaran komunikasi antara dosen, mahasiswa dalam proses pembelajaran dimanapun dan kapan pun.
Tiga, adanya pemanfaatan Virtual/Augmented Reality pada dunia pedidikan. Dengan pemanfaatan Augmented Reality dapat membantu mahasiswa dalam memahami pembelajaran teori-teori yang dibantu dengan simulasi sesuai kondisi sebenarnya.
Keempat, memanfaatkan AI (Artifical Intelligence) pada dunia pendidikan untuk mengidentifikasi serta mengetahui apa saja kebutuhan pebelajaran yang akan dibutuhkan oleh para pelajar. Proses indentifikasi akan berlangsung dengan cepat oleh teknologi Mechine Learning yang ada pada. Contohnya: Siri, Google Asisstent, dll. Pemanfaatan ketiga teknologi yaitu Artifical Intelligence, Augmented Reallity, dan IoT dalam manajemen pendidikan Islam diharapkan bisa menciptakan dan menhasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan berkualitas yang siap bersaing di era society 5.0.

Baca juga:  Pembinaan Civic Virtue Melalui Kegiatan Filantropi Sebagai Upaya Membantu Mahasiswa Kurang Mampu

Penutup
Pada era society 5.0 masyarakat disuguhi dengan adanya teknologi yang memungkinkan pengaksesan ruang maya yang terasa seperti ruang fisik berupa teknologi AI yang berbasis big data dan robot yang mendukung dan memudahkan pekerjaan manusia. Tantangan manajemen pendidikan Islam dalam menghadapi era society 5.0 meliputi kurikulum pendidikan Islam, sarana dan prasarana lembaga pendidikan Islam, dan tenaga pendidik PAI. Empat hal yang harus dimanfaatkan dalam menghadapi era society 5.0 adalah pemanfaatan IoT (Internet of Things), pemanfaatan AI (Artifical Intelligence), dan pemanfaatan Virtual atau Augmented Reality.

Daftar Pustaka
Ely, Nastiti Faulinda and N.A. Rizqi, ‘Kesiapan pendidikan Indonesia menghadapi era society 5.0’, J. Kajian Teknologi Pendidikan, vol. 5, no. 5, 2020, pp. 61–6.
Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik, ‘Standar Nasional Pendidikan’, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Khoirin, Dalila and Tasman Hamami, ‘Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 Integratif dalam Menghadapi Era Society 5.0’, TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 16, no. 1, 2021, pp. 83–94.
Munanda, A., ‘Dunia Pendidikan Menuju Revolusi Industri 5.0’, Retrieved Januari, vol. 21, 2019, p. 2019.
Nastiti, Faulinda Ely and Aghni Rizqi Nimal Abdu, ‘Kajian: Kesiapan pendidikan Indonesia menghadapi era society 5.0’, Edcomtech, vol. 5, no. 1, State University of Malang, 2020, pp. 61–6.
Qomar, Mujamil, Manajemen pendidikan Islam, 2016.
Risdianto, Eko, ‘Analisis pendidikan indonesia di era revolusi industri 4.0’, Bengkulu: Universitas Bengkulu. Diakses dari https://www. researchgate. net/profile/Eko_Risdianto/publication/332415017_ANALISIS_PENDIDIKAN_INDONESIA_DI_ERA_REVOLUSI_INDUSTRI_40/links/5cb4509b4585156cd7993519/ANALISIS-PENDIDIKAN-INDONESIA-DI-ERA-REVOLUSI-INDUSTRI-40. pdf, 2019.
Umro, Jakaria, ‘Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Era Society 5.0’, Jurnal Al-Makrifat Vol, vol. 5, no. 1, 2020.
Yuliana, Lia and Suharsimi Arikunto, ‘Manajemen Pendidikan’, Yogyakarta: Teras, 2008.

Baca juga:  Penguatan Ideologi Pancasila Bagi Generasi Milenial dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

 

 

Penulis: Enggar/Pers