Mahasiswa KKN Kelompok 34 IAIN SAS BABEL Telusuri Jejak Sejarah di Desa Lalang Kabupaten Belitung Timur

by -

Mahasiswa kelompok 34 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Syaikh Abdurrahman Sidik Bangka Belitung mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Desa Lalang, Kabupaten Belitung Timur pada Sabtu, (29/6/2024).

Menelusuri jejak sejarah pada kesempatan kali ini, mahasiswa KKN Desa Lalang bersama dengan Kepala Dusun Sawah,  Bapak Alfi Fadhillah Nurrizky S.PWK, Sejarawan di Desa Lalang, Bapak Rico Pebrico, dan salah satu pemuda, Muhammad Tsaqif Yusri Amin, S.M mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti, SMK Stania Manggar, Pantai Olivier, Kantor Samak Tempo Doeloe, dan Rumah Sakit Manggar.

Bapak Rico Pebrico mengungkapkan bahwa “SMK Stania Maggar merupakan Institusi pendidikan yang dulunya bernama Ambacht Cursus (AC) yang memiliki sejarah yang sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan yang ada di Belitung. SMK ini dibangun pada masa kolonial Belanda pada tahun 1928. SMK Stania Manggar sampai saat ini masih berdiri kokoh dan difungsikan sebagi lembaga pendidikan swasta yang memiliki dua jurusan yakni teknik instalasi tenaga listrik dan teknik kendaran ringan Otomotif”, tuturnya.

Baca juga:  Gebyar Ramadhan II - Ramadhan CERIA (Cerdas, Edukatif, Religius, Inovatif, dan Aktif) bersama Anak Yatim dan Dhu’afa oleh BIDIKMISI BABEL

Beralih destinasi selanjutnya yakni Pantai Olivier. Muhammad Tsaqif Yusri Ami,  salah satu pemuda di Desa Lalang mengungkapkan bahwa “Pantai Olivier ini merupakan pelabuhan tertua yang ada di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur yang terletak di sebelah utara Bukit Samak, Manggar, Belitung Timur. Jadi pantai ini dulunya merupakan area pelabuhan minyak yang di bangun oleh perusahaan tambang minyak Belanda. Pantai Olivier ini dibangun dan digunakan sebagai tempat untuk menampung minyak bagi kebutuhan operasional EC atau PLTD. Di pantai olivier terdapat sebuah jembatan pelabuhan yang membentang hingga ketengah laut sepanjang 114 meter”, imbuhnya.

Pada masa kejayaannya dulu, berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal tanker minyak, dimana kapal ini khusus digunakan untuk mengangkut minyak. Kapal yang dibawa ke laut dari kota pelabuhan masyarakat Manggar biasa menyebutnya ‘kapal minyak’. Di area olivier tersebut pada awal di bangun terdapat 4 tangki besar dengan kapasitas sebanyak 2 buah tangki besar dengan kapasitas 6000 ton untuk menampung IDO (Industri Diesel Oil) masih dalam kondisi kotor 2 tangki dengan kavasitas 5000 ton untuk IDO bersih setelah melalui penyaringan (Inlan Diesel oil) sebagai bahan bakar EC (Electrical Centarle) Pembangkit listrik tenaga Desel. Kemudian tangki tangki besar itu bertambah hingga total jumlah tangki yang ada sebanyak 17 tangki. Seiring dengan berjalannya waktu, menurut pengamat sejarah kota manggar bapak Rico Pebrico “pada tahun 1997 saat PT Timah mengalami masa-masa pailit semua aset-aset dijual termasuk tangki-tangki itu. Meskipun begitu keindahan pantai olivier sampai saat ini masih bisa kita nikmati sampai sekarang

Baca juga:  Mahasiswa KKN Kelompok 11 Gelar Acara Tausiah Agama di Dusun Renggiang

Selanjutnya mahsiswa KKN Desa Lalang beralih ke Kantor Samak Tempo Doeloe. Bapak Rico Pebrico menjelaskan, “Kantor Samak merupakan bangunan terdahulu dimana semua saham NV.GMB yang di kuasai penuh oleh pemerintah Republik Indonesia tahun 1958, gedung perkantorannya ada di atas bukit yang di halaman depannya terlihat lautan dipergunakan PN.Timah sebagai Kantor Administrasi Wilasi (Wilayah Produksi) Manggar Belitung. Pada tahun 1992 Kantor Samak sudah mulai ditingggalkan dan terbengkalai secara perlahan-lahan dikarenakan PT.Timah mulai hilang dari bumi Manggar dengan alasan Tuan Pejabat tertinggi PT.Timah pada masa itu, bahwa Timah di Manggar sudah habis. Di tahun 1995 Kantor Samak sudah tak terpakai lagi dan terbengkalai dan kini gedung perkantoran tersebut sudah tak terawat lagi bagaikan gedung horor”, lanjutnya.

Baca juga:  PNS Barengan Wisuda 2020

Destinasi terakhir yang ditelusuri yakni Rumah Sakit Manggar. Alfi Fadhillah Nurrizky selaku Kepala Dusun Sawah mengungkapkan bahwa “Pada tahun 1913 Billiton Maatschappy mendirikan Rumah Sakit di Manggar Belitung Timur. Semenjak dinasionalisasikannya badan usaha asing pada tahun 1953 sampai 1958 termasuk Billiton Maatschappy, para dokter Belanda yang berkerja di rumah sakit tersebut satu persatu mulai dipulangkan ke negarannya, setiap ada dokter Belanda yang pulang selalu diadakan foto bersama sebagai tanda perpisahan dengan keseluruhan karyawan baik itu dokter, bidan, perawat dan semua pengelola rumah sakit tersebut. Desa Lalang memliki banyak bangunan dan warisan budaya yang harus di jaga dan dilestarikan”, tutupnya.

Penulis: Nicola Ananda