USUNG TEMA PURPLE FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM GELAR YUDISIUM KE-III TAHUN 2020

by -

Petaling (17/11/2020) – kenakan pakaian adat melayu berwarna ungu Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam gelar yudisium ke-III. Dengan mengusung tema “MEWUJUDKAN MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK DENGAN LULUSAN YANG PROFESIONAL DAN BERDAYA SAING” Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam yudisiumkan 86 calon wisudawan yang terdiri dari 83 mahasiswa perbankan syariah dan 3 mahasiswa Kukum Keluarga Islam.

Acara yang berlangsung di Aula Gedung Terpadu IAIN SAS BABEL dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Acara ini sendiri di hadiri oleh Rektor IAIN SAS BABEL, Zayadi, M.Ag, Warek I Dr. Rusydi Sulaiman, M.Ag, Warek II Prof.Dr.H. Hatamar, M.Ag, Dan Warek III Dr. Janawi, M.Ag.

Baca juga:  Seminar Public Speaking oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Dari 86 calon wisudawan ada 3 mahasiswa yang mendapat gelar Cumloude, yang terdiri dari 2 mahasiswa Perbankan Sariah dan 1 mahasiswa Hukum Keluarga Isam.Untuk calon wisudawan terbaik sendiri di pegang oleh mahasiswa Perbankan Syariah atas nama Tegus Riski dan Rani Puspa Dewi. Kedua mahasiwa ini menjadi calon wisudwan terbaik dengan IPK yang sama yaitu 3,91 dan satu periode tahun kelulusan, sehingga para petinggi memutuskan mereka berdua sebagai calon wisudawan terbaik.
“Predikat cumloude sendiri ada tiga yang terbaik dari masing-masing prodi 2 orang untuk di Prodi Perbankan Syariah dan satu untuk di Hukum Keluarga Islam cuma yang terbaik di pegang oleh Perbankan Syariah yang di pegang oleh Teguh Riski dan Rani Puspa Dewi. Kenapa ada dua karena mereka satu periode lulusnya, angkatannya sama, IPK-nya sama jadi gak bisa di pilah lagi, masa Munakhosahnya sama, jadi kalo pertimbangan itu kan selain IPK-nya sama tapi masa ujiannya siapa yang paling cepet kuliahnya, tapi ini gak ada yang paling cepet jadi mereka sama.” Tungkas Marheni

Baca juga:  MERCUSUAR PERADABAN

Marheni selaku ketua pelaksana mengkonsepkan pakaian adat berwarna ungu dengan laki-laki yang mengenkan stanjak dan jilbab ungu untuk perempuan, bertujuan untuk memperkanalkan buaya bangka belitung, khususnya melayu. Pakain adat melayu ini sendiri di gunakan karena pakaian adat berwarana ungulah yang paling mudah di jumpi.
“Iya merupakan saya sendiri yang mengkonsepkan menggunakan warna purple, menggunakan stanjak bagi laki-laki yang perempuan menggunkan jilbab ungu. sebenarnya ini ada beberapa kali pertimbangan karena sempat terpikir oleh kami menggunakan pakaian jas aja tapi karena ingin terlihat mengangkat budaya bangka belitung dan melayu khususnya jadi kami gunakan pakaian adat saja. Warna ungu sendiri di gunakan karena kami lihat pakaian adat bangka atau adat melayu ini banyaknya ungu untuk di sekitar kita, memang ada yang kuning, merah cuman yang banyaknya ungu, jadi pilihnya yang kira-kira banyak di jumpai dan bisa di sewa oleh mahasiswa yang jumlahnya 86 orang.” Tungkas Marheni.

Baca juga:  UKK KSR PMI Unit IAIN SAS Babel mempererat silahturahmi dengan melakukan kegiatan buka bersama