Sekilas Mengenal Sejarah Idul Fitri

by -

Hari ini adalah hari terakhir kita menjalankan ibadah puasa ramadhan. Dan ini adalah pertanda bahwa bulan suci ramadan akan pergi. Kita tahu bulan ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Karena pada bulan ini adalah momentum untuk memohon ampunan dan kesempatan untuk meraih pahala yang berlipat-lipat ganda. Pada bulan ramadan juga mengingatkan kita tentang peristiwa bersejarah didalamnya yang memiliki berjuta hikmah. Tidak terasa kita sudah berada di penghujung ramadan dan besok adalah hari raya idul fitri 1 Syawal 1444 H.

Ada banyak kemuliaan yang Allah karuniakan bagi umat muslim dibulan ramadan ini. Hal ini sudah dijelaskan dibanyak surat dalam al-Qur’an. Diwajibkannya kita puasa agar kita menjadi orang yang bertakwa. Bulan ini juga kesempatan kita untuk menjadi sebaik-baiknya hamba. Kemudian ditutup dengan shalat sunnah idul fitri sebagai penutup dan rasa syukur umat islam yang telah menjalankan ibadah puasa ramadan.

Baca juga:  Menjelajahi Kuliner Bangka Belitung: Perjalanan Melalui Kuliner dan Budaya

Berbicara idul fitri kita telah mengetahui bahwa idul fitri adalah hari kemenangan. Kemenangan umat muslim yang telah berpuasa 1 bulan penuh. Ada banyak makna yang terkandung dalam idul fitri, hari raya idul fitri diartikan hari keruhanian, yaitu kembali kepada hati, jiwa dan fikiran yang suci layaknya bayi yang baru lahir. Semua umat muslim bersuka ria baik laki-laki, perempuan, orang yang muqim, musyafir, anak-anak, dewasa, dan fakir miskin.

Pada hari raya idul fitri juga momentum untuk kumpul keluarga. Saudara yang sudah bertahun-tahun dirantauan tidak kembali kini bisa berkumpul. Anak yang jauh dari orang tuanya bisa bersua kembali. Namun. Terlepas dari makna idul fitri, taukah kita akan sejarah Idul Fitri?

Jauh sebelum cahaya Islam datang, masyarakat jahiliyah sudah memiliki dua hari raya besar, yaitu hari raya Nairuz dan Mahrajan. Kedua hari raya ini dirayakan dengan berpesta pora yang tidak bermanfaat. Perayaan ini tidak jauh dari minum-minuman keras, mabuk-mabukkan, menari, dan adu ketangkasan yang merupakan salah satu ritual dari dua hari raya tersebut. Dua hari raya tersebut diketahui berala dari zaman Persia Kuno menurut buku Eksilopedia Islam.

Baca juga:  Pers Mahasiswa: Bukan Sekedar Jurnalis Kampus

Dalam sebuah hadis pun diketahui sejarah adanya hari raya ini tidak terlepas dari kebudayaan orang-orang jahiliyah, yang kemudian dua hari raya tersebut Rasulullah ganti dengan hari yang lebih baik, dan perayaan lebih baik pula yaitu idul fitri dan idul adha. Rasulullah bersabda:

Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu’alaihissalam bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad shallallahu’alaihissalam datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan untuk bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR. Abu Daud dan an-Nasa’i)

Baca juga:  Mengenal Lebih Dekat Istilah Jurnalistik

Dari situlah hingga kini kita merayakan hari raya idul fitri dengan penuh keberkahan. Semua orang bersuka cita, terjalinnya silaturrahmi, hari kemenangan umat muslim dan kembalinya kita kepada fitrah sebagaimana bayi yang baru lahir yang masih suci dari dosa.
taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim

Reference:
Sunnatullah. Hari Raya Idul Fitri: Sejarah, Keutamaan, dan Maknanya https://islam.nu.or.id/syariah/hari-raya-idul-fitri-sejarah-keutamaan-dan-maknanya-dalam-islam-ZYJms diakses pada 21 April 2023
Nurul Hikmah. 2022. Stimultan langit Saat Idul Fitri. (Tangerang Selatan: Bait Qur’ani Multimedia)
Hannan Hoesin Bahannan Dkk. 2002. Tuntunan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya. (Maktabah Salady Press)

 

Penulis: Hilhamsyah