Partisipasi Masyarakat dalam menghadapi Covid 19 menuju New Normal

by -

 

Sulisyati

Mahasiswa IAIN SAS BABEL

Kini telah menjadi pandemi yang menimpa seluruh dunia. Masker, pencuci tangan (hand sanitizer), bilik disinfektan, alat pelindung diri, alkohol, dan sarung tangan adalah kata benda yang sering berseliweran akhir-akhir ini di banyak grup Whatssapp. Barang-barang tersebut kian langka di pasaran. Warga masyarakat memburunya untuk melindungi diri dari wabah Corona. Kesadaran masyarakat akan bahaya Corona kian meningka.

Mereka kian menyadari bahwa Covid 19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat cepat menyebar. Penyakit ini dapat menginfeksi dengan rentang yang amat lebar, dari yang tidak bergejala sampai berat dan meninggal dunia. Karena itulah, masyarakat turut memburu perlengkapan kesehatan dalam menghadapi wabah Corona. Kelangkaan pun tak terelakkan.
APD merupakan pakaian dan perlengkapan untuk melindungi tenaga medis yang melakukan perawatan terhadap orang yang berisiko terjangkit virus Corona. “Stoknya semakin menipis,” para tenaga medis akhirnya berkreasi untuk melindungi diri. Mereka membuat sendiri perlengkapan yang dibutuhkan. Masker dari kain dilengkapi tali, mantel hujan dari plastik, sepatu boots, serta pelindung wajah yang terbuat dari karet tebal.

Baca juga:  MENGADILI PERSEPSI (BERMAIN TUHAN)

Apalagi, di rumah sakit yang bukan rujukan merawat pasien Covid-19, dokter dan tenaga kesehatan lainnya juga malah tertular Covid-19. Pasien poliklinik yang datang dengan keluhan non Covid-19 seperti masalah jantung dan lainnya, ternyata bisa saja pembawa (carier) dan bisa menyebarkan virus. Karena itulah, APD menjadi permasalahan tersendiri bagi rumah sakit atau pun klinik, tidak terkecuali yang sebenarnya tak menangani Covid-19.

Banyak Pihak Bergerak ilustrasi virus corona/copyright by diy13 (Shutterstock). Melihat situasi semacam itu, banyak komponen masyarakat yang bergerak. Kian banyak yang menyadari, pemerintah tak bisa berjuang sendirian. Masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh pemerintah dalam upayana mengatasi wabah ini. Namun, mengkritik kekurangan pemerintah saja pun tak akan membuat wabah ini cepat tertangani. Karena itu, pula para pengusaha besar banyak yang terjun langsung untuk turut membantu pencegahan wabah ini.

Baca juga:  Terorisme VS Sinisme

Selain itu, memberikan sumbangan 2 juta masker. Pengusaha-pengusaha lain pun banyak yang turut serta. Masyarakat secara sendiri-sendiri juga telah bergerak. Ada yang menyediakan hand sanitizer dengan memproduksi sendiri dan didonasikan ke rumah sakit. Ada yang gotong royong untuk membelikan APD. Ada pula yang memproduksi bilik disinfektan dengan bantuan para donatur. Gerakan-gerakan masyarakat semacam itu ada yang terstruktur dengan baik. dan salah satu media swasta untuk menyediakan APD bagi tenaga medis. Mereka melayani masyarakat tanpa kenal lelah, sehingga sudah seyogyanya kami turut bergerak membantu.