Di Masa Pandemi, Korean Wave Semakin Menjadi-Jadi

by -

Terbatasnya aktifitas di masa pandemi, membuat sebagian masyarakat harus tetap beraktifitas di rumah saja. Mulai dari mereka yang harus kehilangan pekerjaan, usahanya ditutup, ataupun mereka yang harus tetap bekerja namun dari rumah saja. Sampai para siswa dan mahasiswa yang harus menerapkan sistem pembelajaran daring, sehingga tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di dalam ruangan kelas. Namun tidak semua orang bisa tetap produktif selama di rumah, sebagian dari mereka yang biasanya sibuk di luar rumah, kini malah kebingungan ingin melakukan aktifitas apa selama dirumah, sedangkan rasa stres dan bosan mulai manghantui karena masa pandemi yang belum juga kunjung usai. Untuk mengatasi rasa tersebut, berbagai hobi barupun muncul di tengah masyarakat Indonesia.

Korean Wave atau yang biasa disebut juga budaya pop Korea yang dikemas dalam bentuk produk, film, drama, musik, ataupun lainnya, memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sudah puluhan tahun Korean Wave masuk ke Indonesia, dan selama pandemi jumlah penggemar Korean Wave di Indonesia semakin meningkat. Hal itu dikarenakan selama masa pandemi, masyarakat Indonesia menjadikan Korean Wave sebagai hobi baru mereka atau bagi mereka yang sudah lama tahu malah menjadikannya aktifitas yang wajib di lakukan setiap hari. Aktifitas seperti apa sih yang dilakukan oleh para penggemar Korean Wave? Yaitu dari menonton film ataupun drama korea, mendengarkan musik idola mereka, membeli dan menggunakan produk-produk yang berasal dari Korea seperti skincare ataupun makanan, dan berbagai aktifitas lainnya yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial, budaya, ataupun pendidikan.

Baca juga:  Setelah PBAK 2022, 455 Mahasiswa Baru Kembali Ikuti MATA AFATAR

Memang Korean Wave tidak selalu memberikan dampak negatif bagi para penggemarnya, hanya saja perlu diketahui bahwa sekarang ini penggemar Korean Wave di Indonesia itu di dominasi oleh usia remaja, sampai usia anak-anakpun ikut terkena dampaknya. Mudah sekali untuk mengetahui hal tersebut di era globalisasi seperti sekarang ini, coba lihat saja berapa banyak pengguna media sosial dari usia remaja ataupun anak-anak, dan lihat postingan mereka, entah itu dari pakaian yang meraka kenakan, makanan yang mereka konsumsi, dan idola-idola yang mereka ikuti di sosial media. Semuanya hampir berbau Korean Wave. Dan lambat laun sifat konsumtif dan menurunnya rasa cinta tanah air semakin terlihat dikalangan remaja maupun anak-anak. Lalu apakah kita harus tinggal diam?

Baca juga:  Politik Kepentingan Yang Berbasis Eksploitasi Sumber Daya Alam

Yang dibutuhkan oleh remaja maupun anak-anak sekarang ini adalah perhatian lebih dari orang tua mereka. Memang selama pandemi kitapun sebagai orangtua terkadang mempunyai kesibukan lain yang sulit untuk ditinggalkan, namun sudah menjadi kewajiban kita sebagai orangtua untuk memperhatikan setiap aktifitas anak, baik itu di luar rumah ataupun di dalam rumah. Tapi bukankah selama pandemi anak-anak lebih banyak waktunya di rumah, dan kitapun sebagai orangtua ikut jarang keluar rumah. Maka tanamkanlah dalam diri anak-anak itu nilai-nilai spiritual, sosial, dan tumbuhkan rasa cinta tanah air dalam hati mereka, agar mereka lebih menyukai produk, makanan, budaya dari negeri sendiri. Sebab selama pandemi peran guru-guru mereka mulai berkurang, sehingga peran orang tualah yang harus di tingkatkan agar anak tetap merasa di perhatikan. Selain itu, peran orangtua sangatlah penting untuk membimbing anak-anak mereka ke hobi-hobi yang lebih positif. ***

Baca juga:  "Surat Kaleng" Bukan Solusi, Mahasiswa Butuh Janji dan Harus di Realisasi

Penulis: Nadila Alfianti