Oleh: Anak Desa
1 Februari 2021 BSI (Bank Syariah Indonesia) di resmikan oleh presiden Indonesia Joko Widodo. Merger dari ketiga bank yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) tentunya akan membawa kondisi lebih baik untuk perekonomian Indonesia.
BSI (Bank Syariah Indonesia) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan adanya lembaga keuangan syariah milik BUMN, diharapkan bisa memberikan kondisi lebih baik bagi perekonomian Indonesia.
Kita lihat data-data tentang perkembangan Bank Syariah Indonesia, seperti di lansir dalam Tempo.co
Per Desember 2020, total aset Bank Syariah Indonesia (BSI) mencapai Rp. 239,56 triliun. Total aset Bank Umum Syariah (BUS) per November 2020 sebesar Rp. 387,48 triliun.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa aset BSI mendominasi 61,82% Bank Umum Syariah secara keseluruhan.
Dari sisi pendanaan, BSI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp. 209,98 triliun atau 65,35% dari total simpanan bank umum syariah per November 2020 yang mencapai Rp 316,46 triliun.
Dari sisi laba, BSI mencatat laba Rp. 2,19 triliun per Desember 2020, sedangkan laba bank umum syariah per November 2020 sebesar 3,3 triliun.
Dari beberapa data di atas, Bisa di simpulkan bahwa BSI mampu berdiri tegak untuk ekonomi Indonesia lebih baik.
Kalau sampai saat ini masih ada yang ragu dengan ekonomi syariah, luar biasa keterlaluan.
Pada dasarnya ekonomi syariah akan mampu menajadikan Indonesia lebih baik, karena ekonomi tidak memandang keuntungan semata melainkan kemaslahatan umat.
#MileniatDukungBSI
#BanggaJadiEkonomRabbani
#SemangatEkonomMuda