Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana semua mahasiswa telah menuntaskan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Hari ini mereka telah berada di penghujung “karier” mereka sebagai mahasiswa yaitu diwisuda. Perasaan bahagia memenuhi semua sudut-sudut lapangan. Para wisudawan tampak bahagia karena telah menyelesaikan tugasnya, para orang tua bahagia karena menyaksikan anaknya telah menyelesaikan studinya, teman karib merasakan nano-nano, satu sisi merasa bahagia karena temannya telah wisuda, sisi yg lain merasa sedih karena tidak bisa kongsi uang bulanan kos-kosan lagi.
Tapi di balik itu semua, yang menjadi pusat perhatian lain adalah hari ini tampak semua wisudawan berpenampilan di luar kebiasaan mereka saat masih jadi mahasiswa dan mahasiswi yang aktif ke kampus, jika dulu mereka hanya berpenampilan memakai jelana jins dan kemeja lusuh yg seminggu belum dicuci. Tapi hari ini mereka berbeda, mereka bergaya bak seorang Raja dan Ratu.
“Raja” berperawakan lebih segar, wajah seperti ubin masjid yang habis disapu dan dipel, mengkilap. Semua rambut-rambut dicukur, mulai dari yang halus sampai yang kasar. Di kakinya terpasang sepatu pentofel yang menambah kesan elegan. Sedangkan “Ratu” tampil cantik dan anggun, wajahnya “terlukis” indah dengan polesan make up, di tubuhnya terbalut kebaya dan hijab yang senada menambah kecantikan mereka sehingga elok dipandang mata. Tentu semua itu berkat perjuangan mereka bangun subuh-subuh untuk datang ke salon-salon langganan.
Tapi satu yang membuat para wisudawan tampak selaras yaitu memakai baju luaran yang seragam. Baju hitam longgar panjang dengan bahan tipis ditambah topi tipis berbentuk persegi lima yang sedikit-sedikit miring karena terlalu longgar. Toga: Pakaian aneh yang dirindukan setiap mahasiswa.
Penulis: Arif