Aku pikir akan ada seseorang
Yang menyebut namanya dalam doa
Aku pikir akan ada seseorang yang berdiri disampingnya
Namun setelah kenangan indah menjadi pahit
Tak ada lagi puisi cinta yang ditulis olehnya
Langkahnya kian mengendur
Binaran mata berganti sendu
Ku pikir membiarkan dia disampingmu
Akan sedikit menyimbak tabir sendumu
Nyatanya …..
Kau semakin tenggelam dalam sunyi
Lebih memilih diam dan menutupnya rapat-rapat
Seolah kau membiarkanya bergemuruh
Dan mencabik-cabik hatimu
Namun kumohon tenanglah
Kan ku nyanyikan lagu cinta tanpau kau perlu tahu siapa aku
Cukup kau dengarkan aku adan bakitlah dari keterpurukanmu
Tenanglah…
Kini aku yang kan menulis puisi untukmu
Meski tinta pena ini tak lagi ada
Tak kan usai untaian bait yang ku tulis untukmu
Tak kan usai sajak ridu ku
Ku mohon kembalilah
Meski orang lain yang kau pilih
Itu tak mengapa untuk ku
Dengarkan lah aku teriakan ku
Meski kau tak sadari keberadaan ku
Itu tak masalah bagiku
Memang sejak awal kaupun telah menolak keberaan ku
Dan tak akan ku permasalahkan itu
Akan ku janjikan padamu
Saat kau kembali bangkit nanti
Ku pastikan kau tak akan melihatku
Karena ku tahu kau tak menyukai itu
Saat itu juga kan kubiarkan angin memecah tubuhku
Dam membayanya pergi menerobos waktu
Ketika itu aku berharap
Bagian kecil dari tubuhku akan tumbuh ada tempat yang tepat
Lanyaknya dandelion
Yang pecah sepecah-pecahnya
Terbang setinggi-tinggiya
Lau setelah puas berkelana menyisir waktu
Ia kan tumbuh kembali sebagai bunga yang baru ditemapat yang tepat
Dan saat itu kan ku ucapkan selamat tinggal
Pada masa kelam yang takakan pernah dikenang