Sebagai mahasiswa gaungan ide-ide yang mengedepankan kajian ilmiah sangatlah dibutuhkan dalam menanggapi dan mengkritisi sesuatu hal yang menjadi kegaduhan dan ketimpangan sosok pemimpin dalam mengambil keputusan, agar suatu saat nanti kebijakan itu bermanfaat bagi orang banyak tanpa ada kesenjangan sedikit pun. Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir sampai dengan hari ini, dipandang nampaknya ada polemik yang terjadi dikalangan organisasi kemahasiswaan di internal kampus.
Dalam hal ini menanggapi polemik yang terjadi seharusnya mahasiswa mengkritik melalui forum-forum formal atau meminta pihak legislatif selaku pengawas untuk mewadahi aspirasi mahasiswa yang ingin menyampaikan gagasannya berdasarkan kajian ilmiah, agar menghindari rasa tendensi terhadap beberapa kelompok sehingga terjadi ketidakstabilan dan keharmonisan di keluarga besar mahasiswa.
Beberapa surat kaleng yang terjadi di kampus IAIN SAS BABEL akhir-akhir periode seperti ini perlu ditanggapi, sebagai salah satu mahasiswa IAIN SAS BABEL hal ini tak bisa ditinggal diam atas apa yang terjadi, terlepas apakah ini sesuatu kepentingan ataupun hal lain sebagainya jelas Pihak manapun yang membuat surat kaleng tersebut berhasil membuat kegaduhan ditengah-tengah mahasiswa, jika dipandang pihak yang membuat Surat kaleng tersebut tidak dewasa dalam berorganisasi sehingga harus menutup wajah untuk mengkritik, padahal sudah menjadi kewajiban bagi seorang mahasiswa untuk mengkritik jikalau ada suatu hal yang kita rasakan merugikan banyak pihak, tentunya hal ini tidak bisa menjadi hal yang wajar dan nantinya akan menjadi kebiasaan bagi mahasiswa terkhususnya mahasiswa IAIN SAS BABEL, padahal ketika mengkritik ada wadah yang disediakan melaui Forum-forum formal yang di fasilitasi langsung oleh pihak legislatif. Perlu kita tanyakan bersama apakah hari ini mahasiswa sudah tidak berani lagi dalam mengkritik hal yang salah, sehingga selembaran-selembaran seperti (Surat kaleng) harus menjadi alat untuk mengkritik (tanpa tokoh)?
Atau surat kaleng yang bermunculan bisa jadi sebagai alat kepentingan untuk beberapa kelompok sehingga dapat memanfaatkan momentum di akhir periode kepengurusan petinggi kampus, tingkatan Fakultas Maupun Institut.
Di dalam konstitusi keluarga besar mahasiswa IAIN SAS Babel yang telah disepakati bersama bahwasanya asas yang dikedepankan merupakan student government, artinya segala keputusan kembali ke mahasiswa, seharusnya segala organisasi di internal kampus membuka ruang terhadap point kritikan dan masukan yang di sampaikan oleh mahasiswa. Seperti yg dikemukaan dalam teori montesque mengenai trias politica bahwasannya ada beberapa bagiaan elemen lembaga. Dalam hal ini ada tiga bagian yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif pembagian ini merupakan suatu alasan agar tidak terjadinya hal² perebutan kekuasaan dan merupakan salah satu upaya agar masing-masing lembaga berkerja sesuai dengan foksinya masing-masing.
Jikalaupun ingin memberikan aspirasi maka ada lembaga tersendiri yang menaunginya. Sudah seharusnya hal-hal yang semacam ini tidak pantas terjadi dan ada baiknya pula melalui prosedur-prosedur yang jelas dan sesuai dengan bidang lembaganya. Melalui forum-forum formal agar menjadi keberpihakan antar lembaga masing-masing sehingga kritikan dan masukan itu bisa diterima oleh pemimpin selaku pengambil keputusan tertinggi nantinya. Karena sejatinya politik mahasiswa itu merupakan ajang adu ide dan gagasan bukan ajang adu pamflet dan adu surat kaleng
Ketidakdewasaan semacam ini tidak baik untuk diteruskan karena sesuatu hal yang berangkat dari kebudayaan dan kebiasaan tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada peradaban kampus kedepannya. Hal inilah yang perlu di kritisi secara bersama Besar Harapan nantinya kepada seluruh mahasiswa IAIN SAS BABEL dalam mengawal pesta demokrasi ini hingga selesai, agar bermuara kepada kemajuan organisasi yang ada di internal kampus, dan disisi lain kita dihadapkan oleh pemilihan rektor dan yang lain dan tidak bukan hal ini bisa saja dimanfaatkan demi kepentingan, jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh kelompok yang mementingkan kelompoknya sendiri.
HIDUP MAHASISWA
HIDUP MAHASISWA
HIDUP MAHASISWA
Penulis: Muhammad Husain/Mahasiswa