MEDIA DAN DIGITAL DALAM MENUNJANG KESUKSESAN BERBISNIS

by -

Penulis : Dupi Nadila

Di era teknologi yang sudah semakin maju, Perkembangan media dan digital yang sangat pesat dapat mendukung kemudahan dalam bertransaksi, berkomunikasi bahkan menyebarkan informasi. Dalam berbisinis sejatinya seseorang harus pandai mempromosikan barang dagangannya untuk dikenal dan diminati publik, agar bisnis yang ia jalankan bisa berkembang. Pemasaran dan promosi menjadi penentu untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Semakin baik suatu perusahaan dapat mepromosikan produk yang dimiliki, maka daya tarik konsumen terhadap produk akan semakin meningkat.

Pemasaran adalah kegiatan menyeluruh dari suatu institusi atau perusaahan dalam melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan menciptakan suatu produk yang bernilai jual, menentukan harga, menyalurkan atau mempromosikan produk kepada konsumen, melakukan tukar menukar baik produk dengan uang, maupun produk dengan produk. Tujuan utama pemasaran adalah untuk memaksimalkan laba bagi perusahaan dengan membuat strategi penjualan.

Di era digital pemasaran menjadi lebih mudah, murah dan menyenangkan. Pemasaran digital adalah suatu cara untuk mempromosikan sebuah produk dengan menggunakan media digital yang memiliki kemampuan untuk menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi dan mudah. Cara pemasaran seperti ini memudahkan konsumen maupun produsen. Pemasaran menggunakan media digital atau bisa disebut sebagai digital marketing merupakan terobosan baru dalam melakukan pemasaran produk secara online, strategi pemasaran online terbilang lebih efektif dan efesien dalam menjangkau target pasar.

Penjualan dan pembelian tidak lagi dilakukan disatu tempat dengan tatap muka, melainkan melalui aplikasi yang menjadi tempat untuk melakukan perniagaan atau bisa disebut juga perdagangan elektronik. Bahkan untuk melakukan penjualan produk cukup memperlihatkan gambar produk saja kepada konsumen.

Perdagangan elektronik atau dalam bahasa inggris disebut e-commerce adalah kegiatan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce melibatkan transfer dana dan pertukaran data. Ada bebagai jenis e-commerce, salah satunya adalah Retail. Retail merupakan jenis e-commerce dimana proses jual beli dilakukan melalui sistem yang sudah diterapkan oleh situs retail yang bersangkutan. Kegiatan jual beli di retail relative aman, namum biasanya pilihan produk yang tersedia tidak terlalu banyak atau fokus pada satu atau dua kategori produk. Contoh retail Zalora dan Lazada.

Pemasaran produk perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan banyaknya kemudahan dan kecanggihan teknologi semua dapat dimanfaatkan. tidak perlu menunggu punya lapak untuk usaha, cukup mempunyai produk yang memiliki nilai jual dan kualitas bagus untuk dipasarkan. Jika dulu seseorang harus pergi ke suatu tempat untuk melakukan transaksi jual beli, maka dengan perkembangan teknologi hal itu sekarang sudah tidak diperlukan lagi. Cukup dengan memainkan telpon pintar atau gawai di rumah atau tempat lainnya, apa pun bisa dibeli tanpa harus keluar rumah, bertemu dengan pedagang dan membayar secara langsung.

Baca juga:  TANTANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGHADAPI SOCIETY 5.0

Namun memang ada dampak positif dan negatifnya dari pemasaran dan jual beli online ini, misalnya kerap kali terjadi penipuan, tetapi untuk mempromosikan produk, situs online adalah pilihan terbaik karena produk yang kita miliki bisa dikenal diseluruh dunia.

Oleh karena itu, diera digital yang sudah semakin maju pengusaha harus dapat mengausai kecanggihan teknologi guna untuk kemajuan usahanya, karena dengan media dan digital pemasaran dapat dilakukan disatu tempat namun dapat menjangkau seluruh dunia.

MAHASISWA BERWIRAUSAHA
Menjadi seorang mahasiswa merupakan sebuah anugrah, berkah sekaligus tantangan yang harus dihadapi, memilih untuk menjadi seorang mahasiswa dengan tuntutan untuk fokus tehadap pendidikan membuat mahasiswa sulit untuk membagi waktu antara bekerja untuk berpenghasilan dan mandiri secara finansial, atau memilih fokus dan menjadi mahasiswa yang memiliki IPK tinggi yang pola pikirnya hanya tergantung pada nilai. Namun yang menjadi kekhawatiran besar adalah apakah mahasiswa pasti akan berpenghasilan dan mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah? Mahasiswa selalu diberi julukan sebagai agen perubahan, berarti mahasiswa harus mampu merubah dan mengatasi permasalahan yang ada di Negara ini.

Indonesia adalah Negara berkembang yang menepati pringkat keempat dengan jumlah penduduk terbnayak di Dunia, dari sensus yang dilakukan pada tahun 2015, jumlah penduduk indonesia pada tahun 2019 mencapai 266,91 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang banyak artinya sangat diperlukan lapangan pekerjaan yang memadai dan cukup untuk menampung para sarjana yang telah siap berbondong-bondong untuk bersaing mencari pekerjaan. Jika tidak bisa dipenuhi maka akan ada istilah sarjana nganggur atau pengangguran intelektual. Ribuan mahasiswa diwisuda setiap tahunnya,menandakan jumlah lapangan pekerjaan harus siap. apabila jumlah lapangan pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah angkatan kerja yang setiap tahun terus brtambah dan tidak dapat memenuhi kapasitas maka angka kemiskinan akan meningkat. Dalam hal ini mahasiswa mempunyai peranan yang sangat besar, bagaimana ia dapat merubah pola pikirnya yang sudah mendarah daging untuk mendapatkan pekerjaan setelah kuliah dirombak menjadi bagaimana mahasiswa dapat menciptakan lapangan pekerjaan setelah lulus kuliah dan bagaimana mahasiswa bisa mandiri secara finansial pada saaat kuliah, jawabannya adalah menanamkan jiwa entrepreneurship pada mahasiswa.

Entrepreneurship adalah jiwa kwirausahaan yang tumbuh pada diri seseorang atau suatu tindakan yang memiliki sifat keberanian, mampu menciptakan peluang usaha dari ide-ide kreatif dan inovatif yang ia miliki dan mampu mengambil resiko dari tindakannnya. Orang yang memiliki sifat tersebut disebut pengusaha atau entrepreneur.
Menurut S. Wijandi, kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.

Dalam hal ini penamanaman jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship sangat penting pada diri mahasiswa, menyiapkan mental dagang dan mampu melirik serta membidik peluang usaha yang dapat membantu dirinya bahkan orang yang ada disekitarnya secara finansial karena mampu mencipkan lapanngan pekerjaan. Pada dasarnya efektifitas dalam menggiatkan semangat berwirausaha dan melek bisnis sangat penting, dengan itu perlu wadah yang mampu menumbuhkan semnagat dan kepercayaan diri untuk memulai usaha pada diri mahasiswa contohnya dengan mendirikan komunitas kewirausahaan. Komunitas ini bisa menjadi jembatan serta wadah untuk menggali potensi dan kemampuan mahasiswa untuk berbisnis. Namun komunitas ini bukanlah jalan satu-satunya untuk memperoleh keberhasilan dalam berbisinis akan tetapi komunitas ini dapat menjadi tempat untuk mengembangkan diri. Yang terpenting adalah bagaimana mahasiswa mampu action untuk melakukan aktifitas berwirausaha sekaligus kuliah, keduanya harus mampu dikendalikan dengan baik, dimana mahasiswa mampu mengatur waktu dan memprioritaskan antara kewajibannya seorang mahasiswa dan berwirausaha.

Baca juga:  Pembinaan Civic Virtue Melalui Kegiatan Filantropi Sebagai Upaya Membantu Mahasiswa Kurang Mampu

Aktifitas berwirausaha ini akan memberikan nilai tambah bagi mahasiswa sebagai seorang akademisi serta pengusaha muda. Selain itu setelah menjadi sarjana mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan, keterampilan dan jiwa dagang atau jiwa berwirausaha agar dapat mengubah mindset dari job seeker (pencari pekerjaan) menjadi job creator atau pencipta lapangan pekerjaan.

Dengan demikian, mahasiswa yang katanya agen perubahan memang benar adanya, karena mampu mengubah dan menciptakan lapangan pekerjaan serta mampu membantu Negara dalam mengatasi masalah perekonomian, bukan menjadi beban Negara yang setelah lulus hanya menambah angka pengangguran saja. Oleh karena itu, mahasiswa berwirausaha harus giat dan gencar disosialisasikan.

Membangun jiwa entrepreneur
Tidak lepas pada masalah ekonomi, Indonesia sebagai Negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang cukup fantastis, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Dunia. Berdasarkan survey penduduk antar sensus (supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mecapai 266,91 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang banyak maka, harus tersedia jumlah lapangan pekerjaan yang memadai, serta Indonesia sebagai Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, agar apa yang kita miliki tidak diambil alih oleh pihak luar. Tapi pada kenyataanya, mencari pekerjaan saat ini sangatlah sulit. Salah satu cara untuk menekan jumlah pengangguran yang ada di indonesia adalah dengan menanamkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship pada mahasiswa.

Kata entrepreneur dapat diartikan sebagai pengusaha. Entrepreneur merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan dan mengembangkan peluang ekonomis dari ide yang ia miliki, berani mengambil resiko serta mampu menjalankan usahanya. Kemampuan dalam melihat peluang usaha dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian, tidak hanya secara individu tapi juga bisa mengurangi angka kemiskinan yang ada di indonesia. Dalam hal ini daya saing sangatlah diperlukan, jika di era digital seseorang tidak mampu bersaing dan hanya menikmati kemudahan yang ada tanpa menanfaatkannya menjadi sebuah peluang usaha maka ia akan tertinggal jauh dan hanya akan menjadi penonton atau konsumen saja.

Baca juga:  Kajian Omnibus Law Untuk Bangka Belitung Kementerian Kajian Isu Dan Strategis Kabinet Perubahan Jilid II

Pada tahun 2020 sampai 2025 indonesia diperkirakan akan menikmati bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif (usia dibawah 15 dan diatas 65 tahun) dari jumlah populasi. Bonus demografi akan menjadi sebuah berkah bagi Negara apabila sumber daya manusia memiliki kemampuan yang memadai untuk industry digital. Dalam hal ini pemahaman mengenai entrepreneurship sangat penting untuk ditanamkan pada pemuda indonesia khusunya mahasiswa agar mereka dapat menghadapi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang ada, karena apabila ia kalah saing dalam dunia kerja atau tidak memenuhi syarat yang diminta suatu perusahaan maka ia tidak akan mendapatkan pekerjaan. Beda halnya jika ia telah mempunyai jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship maka ketika ia tidak memiliki pekerjaan, ia akan mencari peluang usaha dengan ide dan inovasi yang ia miliki.

Bukan hanya menguasai bidang usaha, di era globalisasi yang segala sesuatu sudah sangat mudah untuk dilakukan, seorang pengusaha harus sudah mulai melirik digital untuk kemajuan usahanya, jika dulu pemasaran produk harus dilakukan dengan transaksi langsung antara penjual dan pembeli maka sekarang cukup dengan menggunakan gawai atau gadget, produk yang dijual bisa dilihat oleh semua orang, dan akan memperluas pemasaran, pemasaran tidak hanya dilakukan disatu daerah melainkan bisa dilakukan ke berbagai daerah tanpa harus bertemu langsung dengan konsumen atau pembeli serta pembayaran yang dilakukan menggunakan system transfer, hal ini harus dikuasai oleh pengusaha atau entrepreneur agar bisa bersaing dan dapat mengembangkan serta memajukan usahanya.

Disini penulis akan membahas mengenai manfaat entrepreneurship, jika seseorang mempunyai jiwa entrepreneur maka ia akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitarnya dan hal itu dapat mengurangi jumlah pengangguran, memajukan dan mensejahterakan masyarakat serta membangun jiwa yang mandiri secara finansial

Dari survey yang penulis lakukan pada mahasiswa IAIN SAS Bangka Belitung jawaban ketika ditanya mengenai, apa yang harus ada ketika memulai usaha? Dan jawaban terbanyak adalah Modal (uang), jika dipikir secara sekilas tanpa mengkaji ulang memang modal hal utama yang harus ada ketika kita ingin memulai usaha, tetapi yang sebenarnya adalah kemauan yang kuat serta rasa percaya diri yang kita miliki, sudah cukup mewakili syarat ketika ingin memulai usaha. Adanya perencanaan yang matang mengenai usaha yang akan dijalankan serta ketekunan dalam menjalankan usaha akan membawa kita kedalam gerbang kesuksesan.