Kumpulan Puisi Rindu Di Hari ” Sabtu Bersastra”

by -

Rindu
Penulis : Nanda Bilbina

Rindu?
Yah, aku merindu
Padamu yang selalu menjadi juara dihatiku
Rindu ini masih terbelnggu
Mengotak-atik salah satu ruang hatiku
Aku ingin rindu ini diakhirkan temu
Walaupun aku tahu temu hanya sebatas halu

 

Rindu
Penulis : Rindu

Rindu…
Ingin diri pergi menyapa hati
Namun waktu tak kunjung memberikan izin
Dalam sudah kekosongan hati
Untuk bertemu pujaan hati

 

Rindu
Penulis : Naina

Rindu itu aneh…
Tak diundang datang sendiri
Tanpa disuruh tiba-tiba melayang dipikiran
Tanpa salam menembus halu
Tanpa sadar membuat risih hati
Dan bergejora tanpa sebab
Tak ada obat selain pertemuan…

 

Rindu
Penulis : Milda Wati

Ketika aku…
Ketika aku beridri disamping jendela
Sehingga aku mensuratkan rindu
Aku mengeluarkan air mata
Hingga jatuh membasahi tanah

Rindu…
Ketika aku pulang kerumah
Untuk dikemas secara keseluruhan seumur hidup cinta
Aku kangen kamu setiap hari membuat hariku kelam
Dan aku tahu kamu juga merindukanku
Tidak peduli berapa umurku
Atau berapa lama kamu pergi
Aku rindu ayah
Didalam hatiku

Baca juga:  Iman Dan Taqwa

 

Rindu
Penulis : Esa Afiyah Putri

Disaat aku terasa sepi pasti ada yang selalu kurindukan
Dan air mata selalu membersamaiku dalam merindukan
Resah, gerah menghantui jiwaku

 

Rindu
Penulis : Upik

Sunyi tak berbunyi
Suaramu tak pernah kudengar
Pelutanmu lah yang memeberiku getaran

 

Rindu
Penulis : Sri Ramadayani

Bertengkar dengan jarak dan massa
Membuatku lelah
Untuk terus menunggu langkah dan bayanganmu memelukku

 

Rindu
Penulis : Fenny Desy Fitria

Fana pada penghitung dini hari ini
Enggan berpamitan dengan ku
Nampak sekali ia tahu bahwa aku tidak bisa berpura-pura pada waktu ini
Namun kurasakan lelah dan meronta-ronta pada fana ini
Yang Maha Mengetahui segala isi hati, lepaskanlah Tuhan bila katamu tanganku masih mampu menggenggam sesuatu yang lebih luas

 

Rindu
Penulis:Afipah

Terlalu lama untuk ditunggu
Terllau lama untuk dipikirkan
Terlalu sakit untuk dirasakan
Terlalu panjang untuk direnungi

Ah.. sudahlah biar waktu yang bercerita
Tanpa mengingat perasaan yang ada

 

Rindu
Penulis: Anri

Angin bertiup menerpa wajah
Nan sejuk indah terasa
Rindu kini seakan jemu
Izinkan aku tuk melupakanmu

Baca juga:  Surat Untuk Corona

 

Rindu
Penulis: Shellia

Sungguh kau benar-benar melucuti pikiranku
Hempasan paling sempurna
Erangan mungkin mendekam
Luka lagi
Lagi luka
Irisan paling dalam
Ancaman paling guncara

 

Rindu
Penulis: Mega Oktaria

Rasa ingin bertemu dengan dirimu
Akan tetapi jarak menjadi penghalang
Untuk kita bisa bertemu
Hanya bayang-bayang wajahmu
Yang bisa menghiasi hari-hari ku

 

Rindu
Penulis:

Rindu adalah untaian doa yang ingin kusampaikan tiada henti
Berawal dari rasa yang kian mulai hadir nan menghilang
Akan masa yang tertuju dari kebahagiaan
Kita yang pernah bersama namun terhalang jarak
Semesta yang telah mengizinkan kita berjumpa diawal
Namun kita berkahir dari pertemuan yang singkat
Dari kamu aku belajar percaya bahwa pertemuan akan berkahir dengan perpisahan
Terimakasih semesta telah mengizinkanku mengenalnya
Bahagia ketika bersamanya

 

Rindu
Penulis : Musey

Merenung ditepi deburan ombak air laut
Udara yang berhembus menenangkan kalbu
Sejuknya memberikab kedamaian
Entah apa yang dipikirkan
Yah, itulah yang ku rasa

Baca juga:  Senja yang tenggelam

 

Rindu
Penulis : Nadia Oktaviani

Nama yang dititipkan orangtua ku
Adalah hal yang terindah bagiku
Dan bangga memiliki nama yang telah diberikan
InysaAllah
Akan berkah bagiku

 

Rindu
Penulis: Nuha

Dikala hening rindu datang menghampir
Rindu yang tak bisa terobati
Rindu dibawah naungan tangan sendiri

 

Rindu
Penulis: Annisa

Malam yang penuh keindahan
Entah itu dingin yang dirasakan
Lama tak berharap
Diam tak kan bisa menjawab
Zelama rindu yang selalu menghampiri
Ikatan cinta yang terdalam
Yakin akan bersama
Akhir dalam perpisahan

 

Sehening Angin
Oleh. Arika

Terdiam membisu
Menatap dengan kehampaan namun terpancar masa depan
Merasakan alunan syahdu yang berirama klasik
Celotehpun tak dihiraukan

Sehening angin yang bersemilir…
Menyampaikan rindu yang tak sampai
Andai, lelahnya tergurai
Mungkin ia sudah tumbang
Namun, lelah akan lillah dan berkah
Hingga ia diam dan membisu
Seperti angin, memberikan manfaatnya tanpa dilihat…
Bahkan untuk merasakan semilirnya pun butuh ketenangan jiwa

Sehening angin
Mengajarkan pada keihklasan sesungguhnya