Menanggapi statemen yang disampaikan Bupati Bangka mengenai kontribusi PT Timah terhadap masyarakat di Bangka Belitung, Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Syekh Abdurrahman Siddik menyesalkan pandangan tersebut.
Yudi Dwiansyah mengungkapkan fakta di lapangan berbanding terbalik dengan yang disampaikan oleh Bupati Bangka pada salah satu media. Baru-baru ini terjadi konflik di beberapa wilayah dengan PT Timah.
“Beliau menyampaikan bahwa PT Timah sangat berperan baik melalui dana CSR, namun seolah terbalik dengan fakta di lapangan yang sampai hari ini sedang adanya gejolak antara nelayan dan KIP Mitra PT Timah,” ujar Yudi.
Ia juga mengatakan masih banyak permasalahan yang terjadi pada masyarakat pesisir seperti Pesaren, Tuing, Matras dan bahkan terjadi di Air Antu Bedukang yang memicu kemarahan nelayan sehingga ramai masyarakat yang menduduki KIP.
Yudi juga mengutarakan bahwa terkait statemen Bupati Bangka seolah-olah bukan menjadi persoalan atas konflik horizontal yang saat ini sedang terjadi.
“Saya sangat menyayangkan terkait perkataan beliau(Red, Bupati Bangka), seolah-olah apa yang terjadi di wilayahnya seakan bukan masalah, sedangkan masyarakat di wilayahnya sangat terganggu akan kehadiran KIP di pesisir laut tersebut. Dan statemen ‘pemerintah daerah tidak perlu mempersulit investasi’ jelas sudah keberpihakan Pemerintah Kabupaten Bangka terhadap investor yang membuat pertambangan di laut menjadi masif dan tak terkendali,” ungkap Yudi.
Ia berharap, Bupati Bangka untuk dapat menarik kembali statemen yang ia sampaikan di media. Ia juga menekankan agar beliau fokus terhadap perekonomian dan resolusi konflik yang terjadi di wilayah Bangka.
“Tentunya pak Bupati harus menarik perkataannya karena yang membuat bapak naik di kursi jabatan sebagai bupati bangka itu tak lepas dari peran masyarakat, dan harusnya Pemerintah Kabupaten Bangka fokus terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat menengah ke bawah serta menyelesaikan konflik sosial yang ada di wilayahnya,” tutup Yudi.