Yudi Klarifikasi Pemberitaan “Ada Apa Dengan Dema I?” Melalui Narasi

by -

Minggu (12/12/2021)- Ketua Dema IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung mengklarifikasi terkait berita yang beredar pada Sabtu (11/12/2021) yang diterbitkan persassiddik.com terkait pemberitaan ” Ada Apa Dengan Dema I” melalui sebuah narasi.

Adapun isi narasainya berikut ini.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhr
Saya selaku Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN SAS Babel menanggapi berita yang beredar di kalangan masyarakat di ruang lingkup IAIN SAS Babel.

Dalam menanggapi beberapa statement yang muncul di media sosial berita terkait Dewan Eksekutif mahasiswa IAIN SAS Babel.

Sebelumnya saya selaku Ketua Dema I dan mewakili kelembagaan mengucapkan permohonan maaf atas beredarnya berita yang tidak mengenakan terkait Dema I yang dirasa membuat civitas akademika Keluarga Besar Mahasiswa IAIN SAS Babel bertanya-tanya dan merasa kebingungan.

Terkait berita yang beredar di media sosial mengatakan bahwa Dema I tidak transparansi terhadap kepengurusan dema itu sendiri saya rasa mengalami kekeliruan, dari mulai pemberhentian wakil ketua Dema I yang mungkin mngalami banyak pertanyaan saya rasa bisa di akses di akun media UKM Pers As Sidik.

Terkait mundurnya 3 mentri kabinet pilar pembangunan Dewan Eksekutif Keluarga Besar Mahasiswa IAIN SAS Babel itu di mulai dari penurunan kualitas baik dalam menghadiri rapat maupun menjalankan proker kementrian, di buktikan dari beberapa kegiatan baik rapat maupun pelaksanaan beberapa event mreka jarang sekali nimbrung dan selalu mempunyai banyak alasan ketika dimintai keterangan, pada dasarnya untuk menjadi mentri kabinet di Dema I mereka harus berkomitmen untuk melaksanakan proker sampe akhir kepengurusan dan di sumpah pada saat pelantikan, saya rasa dengan adanya surat pengunduran diri ini menandakan bahwa mereka melanggar komitmennya sendiri.
Dalam berorganisasi dinamika seperti sentimen antar kementerian, berbeda pendapat, bahkan kurang aktif dan kontribusi itu adalah sebuah hal yang lumrah, tapi bagaimana kita dalam menyikapi persoalan tersebut harusnya mereka sudah dewasa dalam berorganisasi, dan saya sebagai Ketua Dema I sudah berupaya untuk merangkul beberapa mentri yang keluar tersebut, dan sempet menanyakan ketika mereka mengirimkan surat pengunduran diri “Apakah sudah di pikirkan dengan matang, apakah tidak ada jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan ini” dan di jawab oleh salah satu mentri dengan jawaban “engga, alasan sudah jelas” ujar salah seorang mentri yang keluar, dan saya tetap melontarkan perkataan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada mentri yang mengundurkan diri.

Terkait transparansi Benchmarking saya rasa sudah jelas, sudah di bicarakan jauh-jauh hari terkait kuota 15 orang dan saya juga merekomendasikan untuk mengajak perwakilan dari Fakultas dan Sema institut, saya pun meminta kepada sekjen agar segera di informasikan ke grub kabinet untuk setiap masing-masing kementrian berdiskusi untuk mendelegasikan satu perwakilan dari setiap kementerian, dan yang menjadi persoalan oleh salah seorang mentri yang mngundurkan diri yaitu transparansi terkait 5 orang yang di berangkatkan dari anggota Dema Institut, dan saya sudah menjelaskan bawasanya 5 orang itu usulan dari beberapa mentri yang ada di dema pada saat rapat PKM, dan saya menerima usulan tersebut dengan beberapa pertimbangan yang di lemparkan oleh beberapa kementrian, karena Dema I adalah lembaga eksekutif di mana tempat pengambilan keputusan berada di ketua Dema saya memutuskan untuk memberangkatkan 5 orang tersebut, terkait anggaran 5 orang itu saya yang mengajukan proposal ke pihak sponsor, karena kebetulan saya juga aktif di luar kampus, sebagai ketua Dema I tentunya mempunyai banyak relasi dan kenalan dengan beberapa sponsor.

Rapat terkait keberangkatan 5 orang tersebut dilakukan pada saat di sela-sela setelah rapat kepanitiaan PKM kebetulan mentri yang merasa keberatan dan mengundurkan diri tidak ada di rapat tersebut karena memang selama PKM mentri yang bersangkutan jarang nimbrung bahkan ada yang tidak terlibat dalam kepanitiaan padahal sudah menjadi tanggung jawab seluruh anggota Kabinet Dema I untuk ikut serta dalam menyukseskan kegiatan apapun yang di selenggarakan oleh pihak Dema I.

Kemudian ketika sudah masuk H-1 agenda benchmarking salah satu mentri menggugat terkait tidak transparansi lah, bahkan memerintahkan saya selaku ketua Dema I untuk memberitahukan kepada seluruh anggota Dema I terkait 5 orang anggota dema yang ikut di berangkatkan, seorang ketua Dema tempat pengambilan keputusan tertinggi di lembaga eksekutif di perintah oleh mentri, tapi saya tidak mempermasalahkan hal itu, malahan saya melemparkan opsi kalopun memang di rasa keberatkan “jika keberatan silahkan ini siasi rapat dengar pendapat, klo pun blm cukup besok kita temui pak Janawi selaku warek 3 Bidang Kemahasiswaan untuk berdiskusi” dan tetap pembahasan kearah lain, dan masih bnyak lagi chatingan via whatsapp lainya.

Dan saya pun sudah lama mengalami dilema terhadap beberapa kementrian yang memang menurun kinerjanya dan bahkan pasif dan itu bukan hanya satu dua bulan, disisi lain saya menjaga marwah mentri saya ketika mau di keluarkan takut nanti nama nya menjadi tercoreng dan tidak di percaya lagi ketika di kepengurusan selanjutnya atau di kepengurusan lainnya di internal kampus.

Ketidak mampuan untuk berdiskusi dan menyelesaikan persoalan di internal beberapa kementrian memilih mengundurkan diri dan salah satunya berstatemen di media sosial dan menjadi ramai di perbincangkan di internal kampus.

Menanggapi surat kaleng yang beredar di kalangan ormawa dan beberapa fakultas, jelas bawasannya menjadi kerancuan dan kekeliruan, mulai dari independensi, Dema di susupi, 4 periode dan bonus tour sana sini, saya rasa jelas itu bentuk salah satu kekeliruan yang sangat fatal seperti hal nya “OTW 4 periode” saya rasa itu tidak masuk akal, saya menjabat baru satu periode sudah di isukan 4 periode, bukan kah itu melanggar kontitusi belum lagi jumlah semester saya yang cukup tua yaitu smester sembilan, sedangkan di kontitusi KBM, SK Dirjen Pendis dan SK Rektor jelas dan tegas mengatakan calon ketua Dema I di minimal semester 5 dan maksimal smester 7, ketika saya mencalonkan diri untuk tahun depan itu mustahil karna jelas melanggar hirarki dari kontitusi.

Dan saya selaku ketua Dema KBM institut sekali lagi mengajak seluruh elemen mahasiswa, Ormawa KBM Institut maupun Ormawa KBM di tingkatan fakultas untuk dapat memfilter berita yang masuk atau beredar, menganalisis terlebih dahulu sebelum menyimpulkan, karena kita insan akademis, kaum intelektual yang sudah jelas mempunyai pemahaman terkait analisis ilmiah untuk mengungkap kebenaran empiris sehingga tidak mudah di giring dan di doktrin oleh pihak manapun, skali lagi saya Ketua Dema KBM Institut mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan KBM IAIN SAS Babel apabila berita yang beredar di rasa meresahkan.

Dan pada dasarnya Dema tetap independen tidak memihak kepentingan partai politik maupun kepentingan golongan atau pribadi, Dema KBM bergerak atas dasar keresahan mahasiswa KBM IAIN SAS Babel dan masyarakat Bangka Belitung, memihak pada kebenaran dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

Terlepas apapun dinamika yang terjadi, Dema I tetap konsisten dalam melaksanakan amanahnya sampai selesai kepengurusan, dan mengawal isu-isu permasalahan baik di internal kampus maupun di eksternal kampus.

Wassalamualaikum wr. wb

Hidup mahasiswa….!
Hidup rakyat indonesia…!
Hidup perempuan indonesia…!

Dari narasi diatas Yudi selaku Ketua Dema berharap Dema I tetap konsisten dalam melaksanakan amanah sampai selesai kepengurusan Dema I tahun 2021

Baca juga:  Rektor IAIN Janjikan Bantuan untuk Mahasiswa jika data sudah cukup