Dalam suatu lembaga pendidikan Islam seperti Pesantren, Madrasah, dan Perguruan Tinggi Islam, tentunya syariat Islam sudah menjadi makanan pokok yang diajarkan di lembaga pendidikan Islam. Namun, ada beberapa hal yang menurut saya penting untuk dibahas dan diulas.
Dalam tulisan ini saya akan membahas fenomena yang terjadi pada Mahasiswa yang sekolah di Perguruan Tinggi Negeri Islam atau di lembaga lain yang berbasis Islam. Kurangnya pemahaman terhadap syariat Islam salah satunya. Padahal syariat sudah diajarkan, namun hanya sedikit yang mengamalkannya, aneh bukan? Contoh yang paling fenomenal di Indonesia dan bahkan sudah banyak korban karenanya, yaitu pacaran.
Banyak yang tidak mengerti antara pacaran dan cinta. Cinta dan pacaran menurut mereka sama. Kalo lagi ngomong pacaran pasti dibilangnya cinta begitu pula sebaliknya. Siapa sih yang tidak tahu dengan pacaran? Saya tidak akan bertanya mengenai hukum pacaran. Cuma saya mau mengeskan kembali bahwa pacaran itu haram. Tahukan haram apa? Simpelnya kalo dilakukan berdosa dan masuk neraka. Dalam surah Al-Isra ayat 32 kita dilarang mendekati zina, dan pacaran merupakan suatu jalan mendekati zina. Bahkan yang kuliah di Universitas Umum aja tau kalo pacaran itu haram. Jadi sebenarnya apa sih alasan mereka melanggar syariat. Katanya udah belajar syariat tapi kok tidak diamalkan.
Disini saya ingin berbagi opini atas kasus pacaran ini. Kenapa bisa hal seperti ini terjadi dikalangan anak muda yang memiliki lingkungan Islami dalam lembaga pendidikannya. Pada dasarnya kita sebagai manusia memiliki fitrah menyukai lawan jenis, dan itu pasti kita alami. Tidak mungkin kita tidak pernah suka dengan lawan jenis. Bahkan rasa itu datangnya dari Allah, Allah yang memberi rasa cinta itu dihati kita. Jadi ketika ditanya kenapa kita bisa suka sama si dia, jawabannya hanya satu. Karena Allah yang meletakkan nama dia dihati kita. Seperti kata Ali bin Abi Thalib “Sesungguhnya Allah memasukkan cinta kedalam hati kita, maka jangan pernah bertanya kepada mereka mengapa mereka mencinta”. Oke sampai disini kita tahu kenapa si dia bisa tiba-tiba bersarang dihati kita. Lalu apakah ketika cinta itu datang dan harus kita lampiaskan dengan pacaran? Tentu tidak dong. Lalu muncul pertanyaan lalu kenapa Allah memberi rasa ini jika kita tidak bisa untuk segera merasakannya bersama dia. menikah masih belum berani, belum siap, dan berbagai alasan lainnya. Lalu harus diapakan rasa cinta ini? Bagaimana cara menghilangkannya? Apa iya bisa dengan mudah dihilangkan? Pasti kita bertanya-tanya seperti itu.
Jadi gini, sebelum kita berbicara dengan dalil. Mari kita berbicara dengan logika terlebih dahulu. Sebelum pada akhirnya kita terjun kedalam hubungan terlarang ini. Coba deh kita renungkan, apa sih sisi positif dan negatif dari pacaran? Gak ada positif-positifnya kok, sementara negatifnya banyak sekali, bahkan hamil diluar nikah bisa terjadi karena berawal dari pacaran. Pernah kita melihat mereka yang bahagia hamil diluar nikah? Tidak kan. Lalu dalam hubungan ini apakah akan membuat kalian bahagia? Nyatanya hanya akan membuat kalian gelisah. Khawatir si dia aneh-aneh ketika dibelakang kita, iya gak? Apalagi ketika kita dilarang-larang untuk melakukan sesuatu pada dunia kita. Apa kamu merasa nyaman ketika duniamu diatur-atur oleh orang yang belum tentu akan menjadi pasangan sah kamu. Berasa dunia kita itu bakalan sempit banget ketika pacaran, mau ngelakuin itu gak boleh, ngelakuin ini gak boleh, dan pada akhirnya hal-hal ini akan membuat kita berbohong dengan pasangan kita. Ketika ketahuan berbohong, perang dunia ketiga lah tuh, dan berakhir putus. Bener gak? Circle pacaran itu gitu-gitu aja. Dan anehnya kita masih juga mau pacaran. Padahal udah tahu tuh akan merasakan circle yang sama seperti sebelumnya. Akhirnya kita malah mengoleksi mantan. Lalu sadarkah kalian ketika kalian memiliki banyak mantan maka orang akan menilai buruk diri kalian. Itu dampak dari pacaran tadi.
Lanjut kita bahas lebih mendalam efek negatifnya pacaran. Perzinahan bisa berawal dari sini kawan-kawan. Seringkali kita mendengar mereka yang berpacaran dan ingin menghalalkan hubungan yang namanya pacaran ini. Biasanya mereka berkata begini “gapapa kok pacaran, untuk mengenal calon pasangan yang nantinya menjadi pasangan yang sah. Lagian kami pacaran gak ngapa-ngapain kok, kami tahu batasan” kata mereka. Coba deh dicerna lagi itu kata-kata mereka, “gak ngapa-ngapain”? tapi pegangan tangan, peluk-pelukan dimotor, tatap-tatapan, chatingan dengan lawan jenis dan berhayal, kasmaran. Itu semua adalah bagian dari zina lho kawan-kawan. Zina itu bukan berarti harus berhubungan biologis baru dikatakan zina, paham kan. Dari hal-hal kecil inilah zina paling besar itu akan terjadi. Ketika sudah pegangan tangan lalu berpelukan. Secara manusiawi yang normal nih, maka akan timbul rasa ingin merasakan hal yang lebih dari sekedar pelukan, apa itu? Ciuman. Lalu akan terus bertambah nafsu tersebut dan berakhir pada zina paling besar tadi. Terjadilah kasus hamil diluar nikah. Bener gak? Semua itu berawal dari hal-hal kecil dulu tuh, gak langsung ketika nembak terus langsung melakukan hubungan biologis. Setan itu menjerumuskan kita dari hal-hal kecil dulu. Paham kan kenapa Islam melarang pacaran. Karena efek dari pacaran itu lebih besar mudharatnya, bahkan sangat besar.
Jadi untuk saudara-saudariku yang seiman. Saya ingin menyampaikan kepada kalian bahwa Islam telah mengatur yang hak dan bathil secara sempurna. Ketika Islam melarang sesuatu, yakinlah bahwa itu yang terbaik. Kenapa kita harus melanggar seolah kita lebih tahu apa yang terbaik dibandingkan Allah. Padalah kita ini tidak tahu apa-apa atas apa yang terbaik buat kita dan Allah lah yang lebih tahu akan hal itu. Kita Islam kan? Percaya akan takdir Allah kan? Bukankan Allah telah menetapkan jodoh kita jauh sebelum kita diciptakan. Dan Allah telah mengatur bagaimana cara dan ikhtiar kita untuk menemukan jodoh kita, yaitu dengan ta’aruf. Ingat ya ta’aruf itu proses untuk mencari jodoh, bukan hubungan special antara lawan jenis seperti pacaran. Karena banyak yang salah paham akan ta’aruf yang mereka memahaminya bahwa ta’aruf itu adalah hubungan spesial antara lawan jenis. Dan menikah adalah satu-satunya hubungan yang baik antara lawan jenis. Jodoh itu sudah ditetapkan, tinggal kita nih yang milih ingin menjemputnya dengan cara yang benar atau cara yang salah. Kita pacaran atau tidak, tetap si dia yang telah Allah jodohkan untuk kita lah yang akan menjadi pasangan sah kita nantinya. Jadi kenapa kita harus menjemput si dia dengan jalan yang salah padahal kita juga akan bersama dengan dia jika kita menjemputnya dengan cara yang benar. Cara apapun yang kita pilih tetap hasilnya sama, kita menikah dengan dia pilihan Allah. Lalu apa yang menjadi pembeda antara kita yang memilih menjemput jodoh dengan pacaran dan dengan cara yang sesuai syariat? Perbedaannya adalah pada keberkahannya. Ketika kita menjemput dia dengan cara pacaran, percayalah tidak akan ada keberkahan di dalam pernikahannya. Tetapi ketika kita menjemputnya dengan cara yang sesuai syariat, akan Allah limpahkan keberkahan dalam rumah tangga kita. Analoginya gini, kita merampok bank lalu uangnya kita pakai untuk sedekah. Apakah kita dapat pahala amal ibadah disana? Tentu tidak kan. Kita tidak bisa menjemput sesuatu yang baik dengan cara yang buruk. Pernikahan adalah ikatan yang suci, tentu kita akan menodai kesucian tersebut ketika kita mendapatkannya dengan cara yang kotor.
Jadi kembali lagi ke pembahasan kita di awal. Kenapa kita masih pacaran walaupun telah mengenal syariat Islam. Hal ini terjadi karena kita yang masih kurang akan ilmu, kurang kesadaran dalam diri, kurang pemahaman akan hal ini. Kita masih dikuasai oleh nafsu dan mengesampingkan Tuhan. Kita belum paham kenapa Islam begitu melarang hubungan pacaran ini. Andai kita mempelajari apa hikmah dibalik larangan pacaran ini. Maka kita tidak akan mau mendekatinya sesuai dengan firman Allah pada Surah Al-Isro ayat 32. Iman kita masih lemah ketika kita berani melawan perintah Allah. Maka ayo kita perbaiki iman kita. Kita pahami kebaikan-kebaikan Allah. Dimana rasa takut kita sebagai makhluk terhadap Allah Tuhan kita. Kita masih harus belajar untuk mengenal Tuhan kita. Yakinlah jodoh, maut, rezeki telah Allah tetapkan, dan tugas kita adalah untuk mempersiapkan dan berusaha dalam mendapatkannya dengan cara yang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Agar kita tidak termasuk kedalam orang-orang yang merugi. Ingat penyesalan selalu datang diakhir. Jika penyesalan itu baru kita rasakan ketika telah mati, sungguh hingga nangis darah pun kita tidak akan memliki kesempatan untuk mengulang waktu dan kembali ke dunia untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita. Jadi penting untuk kita terus belajar ilmu agama sebagai amunisi kita dalam memperkuat iman dan taqwa. Karena hidayah bisa datang melalui ilmu, dan menuntut ilmu adalah jalan yang baik untuk menjemput hidayah.
Jangan takut untuk meninggalkan hubungan yang belum halal. Sebesar apapun cintamu dengan si doi, tinggalkan jika belum bisa untuk menghalalkan. Percayalah jika jodoh pasti akan dibersamakan, jika tidak maka kamu tidak akan kecewa. Jadi jangan takut, sementara jika kau tetap mempertahankan namun ternyata tak berjodoh, bayangkan seperti apa rasa sakit dan kecewanya. Ayoo lebih baik perbaiki hubungan kita dengan Allah. Jadikan Allah sebagai prioritas. Jadikan Allah sebagai nomor satu dihati kita. Sadarkah kamu ketika kamu pacaran, pada dasarnya kamu telah menampakkan bahwa hubunganmu dengan Allah sangatlah jauh sehingga Allah kamu duakan. Jadi ketika punya pacar itu kita bukan malah bangga, tetapi seharusnya kita malu
Penulis: Romi Sani