Penyadap Karet Pasir Putih Keluhkan Harga Karet Anjlok Di Tengah Wabah Covid-19

by -

Suni

Mahasiswa IAIN SAS BABEL

Dampak Covid-19 memang tidak bisa dipungkiri. Covid-19 bisa membuat ekonomi bergejolak, permintaan barang produksi turun termasuk terhadap komoditas karet. Penyadap karet di desa pasir putih keluhkan anjloknya harga karet sejak penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19, sehingga berdampak pada merosotnya pendapatan mereka. Berdasarkan informasi dilapangan harga getah karet kualitas mingguan semakin anjlok. Turunnya harga karet ini dikarenakan kian mewabahnya virus corona di beberapa negara tujuan ekspor, khususnya China. Hal itu karena produksi produk dari karet mulai ditahan lantaran beberapa industri tutup atau tidak produksi sementara seperti pakrik ban dan lainnya. Otomatis kalau industri yang menyerap ban tidak operasional maka permintaan turun dan karet tidak terserap. Selain faktor kualitas karet yang rendah, faktor rantai pasar karet dari petani ke pabrik sangat panjang. Sehingga biaya logistik dan margin dari pasar yang panjang bisa memangkas harga ditingkat petani. Harga karet di desa pasir putih menurut ibuk samia hanya kisaran 3.000-4.000 per kilogram. Beliau mengeluhkan bahwa saat ini harga karet semakin rendah. Sedangkan di sisi lainnya kebutuhan pangan masyarakat pasti meningkat. Kita tentu butuh perhatian pemerintah bagaimana harga karet bisa naik lagi. Kalau harga karet tetap seperti ini maka petani karet akan berat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lebih dari 40 persen penduduk di desa pasir putih menggantungkan hidupnya dari komoditas karet. Daya beli masyarakat akan ikut terhantam. Pendapatan petani berkurang, turunnya kemampuan investasi petani dan mereka perlu mencari sumber penghasilan lain selain usaha tani karet. Bahkan dampak terburuk, akan ada alih fungsi lahan dari usaha tani karet ke tanaman lain yang dinilai lebih prospektif. Dinas perkebunan Provinsi Bangka Belitung telah melakukan upaya untuk menbantu para petani bisa bertahan dari harga karet yang rendah saat ini. Adapun upaya yang akan dilaksanakan berupa pemberian bantuan bibit unggul, bantuan pupuk NPK dan fungisida. Selain daripada itu juga dianjurkan kepada petani untuk menanam tanaman singkong sebagai tambahan pendapatan yang sekarang lagi banyak diminati para petani di desa pasir putih. Upaya lain yang sedang dilakukan yakni hilirisasi karet dan pembuatan inovasi yang dapat memaksimalkan konsumsi karet alam dalam negeri. Misalnya penggunaan karet sebagai pelapis jalan, bantalan jembatan, talang air tanaman karet dan penghalang kanal untuk konservasi lahan gambut. Semoga cara-cara tersebut bisa memberikan keuntungan lebih untuk petani karet khususnya di desa Pasir Putih.

Baca juga:  Mahasiswa KPI IAIN SAS BABEL Sukses Gelar Observasi Kehumasan Bersama Karang Taruna di Desa Kapuk.