ONE PICE: Monkey D Luffy Berlayar Mengatasi Pendidikan Tertindas

by -

Apa kabar mu kapal tua?
Apakah kau sehat?
Apakah kau sudah makan?
Tampaknya kau terlihat sakit…
Kami beri makanan kau bilang kenyang…
Kami beri air kau bilang tak haus…
Lantas apa mau mu?
Sok gagah di depan kami, nyatanya kami tau kau sedang rapuh…
Berlayar tak tentu arah, nta mau kamu bawa ke mana kami inii?
Kenapa bisa begini…

Aduhh tuhan, kepada siapa lagi kami mau mengadu kalau bukan kepada mu…
Mulai dari eksperimen manusia, perbudakan, kelas sosial, rasisme dsb…
Dan sekarang masih menjadi abu-abu…
Tentunya sampai sekarang belum ada titik temu…
Aku yakin dan percaya amanah itu tidak salah dalam memilih pundak…
Tapi yang patut kita pertanyakan, apakah pantas amanah itu di berikan kepada tuan dan puan?

Duhai tuan dan puan yang sombong, congkak dan angkuh…
Tuan dan puan hanya memiliki keinginan dan hasrat yang membabi buta…
Membebaskan demokrasi tapi banyak sekali praktek-praktek intimidasi…
Membebaskan proyek-proyek tapi proyek tidak sampai selesai…
Tuan dan puan sekarang bagaikan lalat yang tidak bisa membedakan mana bunga dan mana kotoran…
Tuan dan puan sekarang menginjak orang, tuk di jadikan pijakan berfikir…

Baca juga:  Serentang Benang Merah

Sok merasa paling benar…
Ku kira tuan dan puan merangkul, tapi nyatanya tuan dan puan memukul…
Ku kira tuan dan puan pejuang tapi nyatanya tuan dan puan berjuang demi uang…
Ku kira tuan dan puan menghidupi negri ini tapi ternyata tuan dan puan numpang hidup di negri inii…
Apakah sudah pantas tuan dan puan menjadi penguasa hanya untuk alasan dinasnya saja?
Apakah sudah pantas tuan dan puan menjadi penguasa hanya untuk menggrogoti sesama?
Apakah sudah pantas tuan dan puan menjadi penguasa hanya untuk berfoya-foya?
Mungkin perlakuan tuan dan puan benar tapi kami juga tidak salah…
Lantas siapa yang salah…
Lantas siapa yang pantas di salahkan…
Lantas siapa yang akan dijadikan tumbal kambing hitam…?

Tuan dan puan mengorbankan diri ataukah kami yang kecil inii…
Tentunya kita sudah tau jawabannya…
Pastilah kami yang kecil inii yang akan di jadikan korban kambing hitam…
Tuan dan puan terlalu percaya diri…
Hanya memikirkan nafsu birahi…
Tanpa mengedepankan empati…
Dan menjunjung tinggi gengsi…

Baca juga:  #Senja untuk Rembulan

Sekarang kita bisa membedakan mana kawan mana lawan…
Mana Free Rider/penunggang kegelapan yang akan hadir ketika menguntungkan pribadinya saja…
Ketika orang munafik berpura-pura dalam satu hal…
Ketika orang cepu itu menusuk kita dari belakang…
Sekrang kawan kita terang-terangan menusuk dari depan…
Apakah ia sudah menjadi tangan kanannya tuan dan puan?
Siap berkorban untuk kegelapan…
Ataukah ia mau menjadi pahlawan untuk kegelapan…

Bagaimana kita ini?
Apa yang seharusnya kita lakukan…
Menjadi penghamba tuan dan puan atau menjadi mitra kritis yang mengkritisi kebijakan-kebijakan yang menyalahi norma-norma…
Apakah kita harus menjadi Buya Hamka yang mensholatkan jenazah orang yang memenjarakannya…
Ataukah menjadi munir yang tetap tenang dalam segala situasi memperjuangkan HAM…
Ataukah menjadi marsina srikandi yang memperjuangkan buruh berkeadilan…
Ataukah menjadi wiji thukul yang mencintai puisi-puisi kritis yang mengagungkan satu kata yaitu “lawan”

Jika ada 1000 orang yang memperjuangankan kebenaran maka pastikan aku satu di antaranya…
Jika ada 100 orang yang memperjuangankan kebenaran maka pastikan aku 1 di antaranya…
Jika ada 1 orang yang memperjuangkan kebenaran maka pastikan dan saksikan itu adalah aku…

Baca juga:  Kemilau Jingga

Ketika cinta ataupun benci sudah merasuk jiwa…
Bisa kah kita menemukan terang di dalam gelap…
Putih di dalam hitam…
Air di dalam api…
Bahagia di dalam tangis…
Sayang di dalam benci…
Ataupun tuan dan puan di dalam hati kita iniā€¦

Terakhir…
Ayahanda Lafran Pane pernah berkata:
Bagiku, kekuasaan itu untuk diamanahkan kepada yang lebih mampu, bukan untuk di perebutkan bagai piala…
Agar ada kemajuan, ada progres agar harkat martabat bangsa ini naik, agar hilang kolusi dan korupsi…
Kekuasaan bukan alat untuk memperkaya diri tapi untuk memperkaya bangsa…
Inilah yang menurutku kebiasaan yang benar…
Bukan membenarkan yang biasa.
#Sisi Gelap Dunia One Pice
#dari aku untuk aku
#ihdinas sirotol mustaqim
Wasalamualaikum wr.wb

Penulis: Ahmad Nando (Mahasiswa IAIN SAS BABEL)